Laman

02 November 2019

REFLEKSI BAGI SEORANG JoyBizer


Ini sebuah kenyataan yang sering saya alami bila bercerita tentang bisnis Joybiz. Ketika bercerita tentang kesempatan atau peluang usaha JoyBiz. Mereka bahkan langsung menolak. Alasan klasiknya seperti ini:  “Ah saya nggak cocok (nggak suka/males) dengan bisnis ngajak-ngajak orang”

Apakah saya kecewa dan  putus asa? Tidak. Bagi saya sebagai prospektor, inilah kesempatannya untuk  jeli dan bersuaha memahami apa sebenarnya keraguan di dalam hatinya. Ini dasar filosofinya modal terbesar dalam kesuksesan di bidang apapun adalah keahlian handling objection (memberikan jawaban atas keraguan yang bisa meyakinkan hati ragu dari prospek/pelanggan/dsb).

Bukanlah merupakan perosalan yang gampang memang untuk bisa menyakinkan mereka itu. Dalam kaitan dengan ini memang perlu suatu refleksi mendalam untuk memiliki analisis dan pemahaman akan keraguan mereka mengapa kata-kata penolakan itu harus yang terucap. (Ini berarti perlu jam terbang yang semakin tinggi alias makan garam, karena kemampuan ini akan  otomatis akan terasah).

Penolakan karena tidak  suka dengan bisnis ajak-ajak orang berasal dari rasa takut (atau mungkin  trauma) ditolak orang. Berdasarkan alasan seperti inilah maka perlu suatu ilmu lain untuk mentekelnya yang oleh banyak orang dan ini sangat ampuh: Handling objectionnya: (dengan senyum penuh kesabaran dan dengan nada suara tidak mengintimidasi) kita ajak prospek berpikir lebih luas.

(Poinnya adalah jangan berusaha  menghindari penolakan, dibidang apapun juga pasti  ada).


Pernahkah ada usaha yang tidak ada unsur penolakan? Masalah penolakan selalu ada dalam setiap bidang usaha loch. Misalnya usaha-usaha ini:  praktek dokter, buka restaurant, buka toko, jadi aktor, pengacara, arsitek apa saja. Sering terlihat sepi. Buknakh ini sebuah penolakan dari pelanggan? Tentu ada alasannya. Saya sering mendengar ada yang ragu dan  berkata: “ah ngapain ke dokter/arsitek/pengacara/artis/toko/restaurant itu, mahal atau tidak  enak/dsb.

(Point-nya adalah  sesungguhnya penolakan yang langsung kita dengar adalah sesuatu yang berharga dan keberuntungan).

Menurut saya justru ini suatu keberuntungan karena dapat mendengar secara langsung dari para calon konsumen yang saya ajak bicara tadi. Sementara para para dokter/arsitek/pengacara/artis/toko/dsb sangat tidak beruntung karena dua hal yakni
Pertama, mereka tidak diberi atau memiliki  kesempatan untuk mengetahui/mendengar secara langsung keraguan-raguan sang prospektus pelanggan yang berharga. Mereka pasti bingung kenapa sepi dan usahanya tidak jalan. Mereka harus berupaya/menganalisa bahkan membayar konsultan untuk mengetahuinya. Kedua, setelah tahu alasannya pun  mereka juga tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan atau menjawab keraguan-keraguan pelanggan. Kecuali hanya dengan cara  membuktikan dengan terus menerus (tidak cukup sekali tapi berkali-kali dalam waktu yang panjang) untuk membentuk opini publik, reputasi, integritas, kepercayaan karena ituah yang dapat menjawab keraguan-keraguan calon-calon pelanggan mereka. Usaha akan berjalan dan maju pesat pesat bila ini semua terbukti. .

Pertanyaanku sekarang adalah  mana yang lebih lebih lama dan susah dibanding kita yang bisa mendengarkan langsung penolakan dan keberatan mereka.

Inilah fakta yang terjadi dalam kehidupan suatu usaha. Jalan terbaik untuk maju terus setelah mengetahui kenyataan bahwa penolakan pasti selalu terjadi dalam setiap usaha adalah  mengubah mind set (cara berpikir), bahwa adalah suatu yang berharga dan keberuntungan dari sifat bisnis kita bisa mengetahui keraguan-keraguan (penolakan) mereka secara langsung. Sehingga kita bisa memberikan jawaban-jawaban dan bukti-bukti yang bisa meyakinkan mereka. Tidak perlu waktu yang lama untuk bisa maju pesat.

Jadilah  duta-duta pembawa jawaban bagi banyak orang diluar sana yang sesungguhnya membutuhkannya, baik secara manfaat produk, peluang usaha maupun pengembangan diri.@@@



Terima kasih
Deo Gratia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar