Seorang trader haruslah seorang yang
hidup dengan dunianya sendiri. Ketika
banyak orang takut untuk memasuki dunia forex, seorang trader harus berani
untuk mengambil keputusan untuk mulai. Itu hanya perasaan dan bayang-bayang
saja, karena kenyataan berbeda sekali dari apa yang dibayangkan. Trading forex
bukan sesuatu yang harus ditakuti.
Spielberger, psikolog ternama yang pernah mengatakan bahwa ketakutan adalah state anxiety yaitu suatu
keadaan/kondisi emosional sementara pada diri seseorang yang ditandai dengan
perasaan tegang dan kekhawatiran yang dihayati secara sadar serta bersifat
subjektif. Bisanya berhubungan dengan situasi-situasi lingkungan yang khusus,
misalnya situasi ujian atau tes, dan dalam hal ini takut kehilangan dana
trading forex. Saking takutnya, akhirnya tidak ada suatu pun yang dimulai. Hari
ini saya melanjutkan tulisan (baca artikel 2) tentang rasa takut dalam trading
forex dan cara mengatasinya.
5 ketakutan dalam trading forex :
3.
Takut ketinggalan
Ini
hanya sebuah analogi sederhana. Seorang konsumen telah lama mengamati sepasang sepatu kulit
baru yang ramping, dan suatu hari ia mendapati
sepatu tersebut dijual tetapi hanya untuk waktu yang terbatas. Apa yang akan ia
lakukan?
Saya
yakin ia akan tergesa-gesa membeli sepatu kulit tersebut tanpa berpikir
panjang.
Mengapa?
Karena ia memiliki rasa takut kehilangan yang begitu besar maka ia segera
menerkam peluang jangan sampai hilang.
Namun,
ketika rasa takut ketinggalan ini diterapkan dalam trading forex, saat itulah
segalanya menjadi jelek. Tindakan tersebut di atas tidak dapat diterapkan dalam
trading forex. Rasa takut di atas dalam kejadian pembeli sepatu kulit yang
sudah lama diamati itu disebabkan oleh suatu alasan yang lain dibandingkan
trading forex.
Kita
langsung saja ke soal forex, katakanlah seorang berencana untuk melakukan aksi
buy pada suatu pasangan mata uang karena telah terjadi support namun sayangnya, ia
melewatkan aksi buy sekarang harga telah naik lebih tinggi tanpa Anda.
Kalau
rasa takut ketinggalan ini diterapkan maka ia biasanya akan melakukan aksi buy dengan harga yang jauh
lebih tinggi yang mana mungkin pasar mulai berubah arah. Itulah sebabnya saya
katakan hal ini jelek atau tidak baik untuk dilakukan.
Lalu,
apa yang dapat dilakukan?
Jika
Anda tahu pengaturan perdagangan Anda di depan, pending order (limit order-stop
order) untuk membawa Anda ke trading.
Tetapi
bila karena beberapa alasan dan anda melewatkan pengaturan trading Anda, biarkan saja. Tidak ada gunanya
mengejar pasar lebih jauh dan melanggar aturan perdagangan Anda sendiri, hanya
untuk menyesalinya nanti.
Catatan
dan perlu diperhatikan baha Anda sebagai trader tidak dapat menangkap semua
pergerakan di pasar. Bergantung pada pendekatan perdagangan Anda, Ada kondisi
pasar akan menguntungkan Anda, tetapi sebaliknya ada yang tidak menguntungkan.
Misalnya.
Trend folower diharapkan untuk menangkap tren di pasar. Dengan demikian, tidak
masuk akal untuk memiliki rasa takut kehilangan posisi teratas dan terbawah di
pasar.
4.
Takut Rugi
Upaya
menghindari kerugian mengacu pada kecenderungan orang untuk lebih suka
menghindari kerugian daripada mendapatkan keuntungan. Studi oleh Amos Tversky
dan Daniel Kahneman menunjukkan bahwa kerugian dua kali lebih kuat secara
psikologis daripada keuntungan.
Ini
berarti bahwa manusia takut kehilangan dan akan melakukan apa pun untuk
menghindari kerugian. Namun, dengan menghindari kerugian itu mengarah pada
keputusan yang merugikan perdagangan Anda.
Kegagalan
untuk memotong kerugian - Ketika Anda takut untuk mengambil kerugian, Anda ragu
untuk memotong trading Anda karena Anda lebih suka kehilangan kertas daripada
kerugian yang direalisasikan. Dan ini pada akhirnya membuat akun perdagangan Anda lenyap.
Ragu
untuk menarik pelatuk - Ketika rasa takut kehilangan di luar kendali, Anda ragu
dalam mengeksekusi perdagangan Anda ketika saatnya tiba. Rasa takut itu selalu
ada di belakang kepala Anda menyebabkan Anda membeku dan tidak dapat berbuat
apa-apa. Hal ini pada akhirnya menyebabkan Anda ketinggalan melakukan trading
yang menguntungkan (profitable) yang
bisa menebus kerugian.
Lalu,
bagaimana Anda menangani rasa takut
kehilangan?
- Lakukan trading atau OP sesuaikan dengan dana yang Anda mampu untuk kehilangan (bukan uang yang diperlukan untuk membayar tagihan)
- Risiko tidak lebih dari 1% pada setiap perdagangan (Anda dapat kehilangan 10 kali berturut-turut dan penarikan masih dapat dikelola)
- Pahamilah bahwa perdagangan berurusan dengan probabilitas tidak pernah ada kepastian (hanya kematian dan pajak yang pasti)
If you can’t take a small loss,
sooner or later you will take the mother of all losses – Ed
Seykota
Happy trading. Deo Gratia
Pengelola:
Drs. Stefan Sikone, MM., Penulis, Praktisi Trading Forex dan Bisnis Online sejak tahun 2007., kini mengajar Prakarya dan Kewirausahaan di SMA Negeri 1 Tengaran - Kabupaten Semarang-Jawa Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar