Futures
trading adalah sebuah transaksi perdagangan derivatif yang menggunakan
sistem margin trading. Future trading dikenal juga sebagai perdagangan
berjangka. Salah satu produk perdagangan berjangka yang terpopuler di Indonesia
yaitu perdagangan emas berjangka. Sedangkan saham adalah bukti kepemilikan
terhadap sebuah perusahaan.
Analisis teknikal adalah sebuah metode yang digunakan untuk
memprediksi pergerakan harga (saham, forex, komoditas, dsb) dengan menggunakan
alat bantu berupa grafik, atau data harga historis dari masa lampau. Analisis
teknikal punya kelebihan dibandingkan dengan metode analisis fundamental karena dengan mempelajari analisis
teknikal, seorang trader tidak cuma bisa membaca pergerakan harga saham, tapi
juga bisa membaca pergerakan harga forex, dan juga perdagangan berjangka
(futures).
Prinsip dasar yang ada dalam analisis teknikal seperti bar chart, trend, volume, indikator dan lain sebagainya, yang kita terapkan di trading saham bisa juga kita terapkan untuk futures (perdagangan berjangka) dan forex. Jadi, bagi kita yang sudah menguasai prinsip dasar analisis teknikal di dunia saham, bisa dengan mudah menerapkannya untuk forex tading dan trading futures (perdagangan berjangka).
Tapi, meskipun semua prinsip dan juga perangkat yang ada dalam analisis teknikal bisa dimanfaatkan untuk trading Futures, namun tetap ada beberapa hal yang membedakan antara trading saham dengan trading pada perdagangan berjangka / futures trading. Perbedaan antara future trading dan investasi saham sebenarnya terletak pada sistem perdagangan yang digunakan, bukan pada technical tool-nya. Lalu apa saja perbedaan antara future dan saham?
Prinsip dasar yang ada dalam analisis teknikal seperti bar chart, trend, volume, indikator dan lain sebagainya, yang kita terapkan di trading saham bisa juga kita terapkan untuk futures (perdagangan berjangka) dan forex. Jadi, bagi kita yang sudah menguasai prinsip dasar analisis teknikal di dunia saham, bisa dengan mudah menerapkannya untuk forex tading dan trading futures (perdagangan berjangka).
Tapi, meskipun semua prinsip dan juga perangkat yang ada dalam analisis teknikal bisa dimanfaatkan untuk trading Futures, namun tetap ada beberapa hal yang membedakan antara trading saham dengan trading pada perdagangan berjangka / futures trading. Perbedaan antara future trading dan investasi saham sebenarnya terletak pada sistem perdagangan yang digunakan, bukan pada technical tool-nya. Lalu apa saja perbedaan antara future dan saham?
1. Perbedaan struktur dan satuan harga.
Jika harga saham dihargai dengan satuan lot (di
Indonesia 1 lot =500 lembar saham), maka tidak demikian
dalam future (komoditas). Penghitungan harga di dalam Futures sedikit
jauh lebih rumit dibandingkan dengan saham. Dalam saham, semua saham memiliki
satuan perhitungan yang sama, yaitu dalam lot, atau dalam Rupiah per lembar
saham. Sedangkan untuk futures (perdagangan berjangka), satuan harga pada
setiap produk berbeda-beda. Contoh pasar grain dihitung dalam cents per bushel,
untuk pasar emas dan perak dalam dolars per ounce, dan lain sebagainya. Jika
kita ingin melakukan perdagangan berjangka (Futures) termasuk di dalamnya
perdagangan/trading komoditas, sebaiknya kita pelajari detil kontrak dalam
setiap pasar, karena sistem perdagangannya berbeda dengan saham.
Dan tidak seperti saham yang bisa
disimpan dalam jangka waktu lama (beberapa tahun) tanpa ada tanggal
kadaluwarsa, kontrak yang ada dalam perdagangan Futures punya tanggal
kadaluwarsa. Contoh adalah : “March 1999 Treasury Bond Contract” punya masa
kadaluwarsa pada bulan Maret 1999. Beberapa kontrak futures diperdagangkan dengan
masa kontrak sekitar setahun sampai dengan satu setengah tahun sampai masa
kadaluwarsanya.
Adanya masa kadaluwarsa dalam kontrak Futures ini menimbulkan masalah saat analis atau para trader ingin melihat grafik dalam jangka panjang. Hal ini mengakibatkan grafik harus dimulai dari awal lagi ketika kontrak diperbarui. Adanya grafik yang baru pada kontrak yang baru (tidak menjadi 1 dengan kontrak lama) bisa cukup merepotkan analis teknikal.
Adanya masa kadaluwarsa dalam kontrak Futures ini menimbulkan masalah saat analis atau para trader ingin melihat grafik dalam jangka panjang. Hal ini mengakibatkan grafik harus dimulai dari awal lagi ketika kontrak diperbarui. Adanya grafik yang baru pada kontrak yang baru (tidak menjadi 1 dengan kontrak lama) bisa cukup merepotkan analis teknikal.
2. Adanya lower margin requirements.
Pada perdagangan futures perdagangkan
perdagangan dilakukan dengan margin dan leverage yang cukup besar, jauh lebih bisar jika
dibandingkan dengan saham. Pengertian margin dalam trading ini berbeda dengan
pengertian margin dalam ilmu akuntansi. Margin di sini berarti “utang”. Kalau
dalam saham, kita hanya bisa margin sebesar 2 kali dari total modal awal yang
disetor, maka dalam trading future bisa sampai 10x dan bahkan lebih.
Ini artinya, hanya dengan modal US$ 100 saja, kita sudah bisa melakukan
transaksi sebesar US$ 1.000 atau lebih!
Penggunaan margin/leverage ini seperti pengungkit/dongkrak. Tapi juga bisa seperti pedang bermata dua. Dengan adanya margin/leverage yang besar, trader dapat bertransaksi dengan modal kecil namun mendapat keuntungan 10x lipat! Tapi jangan lupa, dengan memakai leverage, selain keuntungan berlipat ganda, resiko yang muncul ketika terjadi kerugian juga akan berlipat! Dengan adanya leverage/margin yang sangat besar pada perdagangan berjangka, sangat memungkinkan bagi trader untuk untung besar atau rugi besar.
Perdagangan berjangka punya tingkat imbal hasil dan resiko yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan perdagangan saham. Adanya leverage juga membuat trader memilih untuk trading lebih cepat dan segera memperoleh keuntungan serta membatasi kerugian yang muncul. Adanya leverage yang cukup besar membuat trader perdagangan berjangka untuk bergerak lebih cepat, sehingga ketepatan timing untuk masuk dan keluar dari pasar sangat penting untuk para trader futures. Dan ini menjadi perbedaan yang sangat penting dalam trading futures dan saham. Jika pada saham bisa menggunakan rentang waktu lama, di futures harus cepat. Untuk itu, sebelum kita memutuskan untuk terjun ke perdagangan berjangka, kita harus sudah terlatih dulu di dalam perdagangan saham.
Penggunaan margin/leverage ini seperti pengungkit/dongkrak. Tapi juga bisa seperti pedang bermata dua. Dengan adanya margin/leverage yang besar, trader dapat bertransaksi dengan modal kecil namun mendapat keuntungan 10x lipat! Tapi jangan lupa, dengan memakai leverage, selain keuntungan berlipat ganda, resiko yang muncul ketika terjadi kerugian juga akan berlipat! Dengan adanya leverage/margin yang sangat besar pada perdagangan berjangka, sangat memungkinkan bagi trader untuk untung besar atau rugi besar.
Perdagangan berjangka punya tingkat imbal hasil dan resiko yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan perdagangan saham. Adanya leverage juga membuat trader memilih untuk trading lebih cepat dan segera memperoleh keuntungan serta membatasi kerugian yang muncul. Adanya leverage yang cukup besar membuat trader perdagangan berjangka untuk bergerak lebih cepat, sehingga ketepatan timing untuk masuk dan keluar dari pasar sangat penting untuk para trader futures. Dan ini menjadi perbedaan yang sangat penting dalam trading futures dan saham. Jika pada saham bisa menggunakan rentang waktu lama, di futures harus cepat. Untuk itu, sebelum kita memutuskan untuk terjun ke perdagangan berjangka, kita harus sudah terlatih dulu di dalam perdagangan saham.
Kalau di saham digunakan indikator moving average 50-200 hari, maka dalam komoditas MA biasanya di bawah 40 (misalnya 4, 9, dan 18 hari). Soal timing, kita akan sangat bergantung pada analisis teknikal yang dapat digunakan untuk jangka pendek dan panjang. Pemakaian Analisis fundamental biasanya mempunyai rentang waktu lebih dari 6 bulan dan tidak bisa digunakan day per day.
SF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar