Laman

21 November 2007

KARYA SASTRA NON FIKSI

Andika Bagus W , Andreas Yudantara, Arisni Kholifatu A,
Danik Sulistyaningrum, Datik Setiawati
SMA NEGERI 1 TENGARAN
Dipresentasikan di depan teman-teman kelas IPA 2 dengan bimbingan Guru Bahasa Indonesia
Dra. Sri Martutik

ABSTRAK
Dalam dunia bahasa banyak hal – hal yang harus diperhatikan, mulai dari tanda baca, sampai cara penulisan tentang karya sastra yang benar, dan bisa membuat orang lain tertarik. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang karya sastra. Sebelumya apakah pembaca tahu tentang karya sastra? Kalau belum tahu banyak, akan kita bahas dalam makalah ini.
Karya sastra adalah suatu karya yang dituangkan lewat tulisan yang berisikan suatu masalah. Karya sastra dibagi 2, yaitu karya sastra fiksi dan karya sastra nonfiksi. Karya sastra nonfiksi dibagi 2, yaitu nonfiksi murni dan nonfiksi kreatif. Nonfiksi murni berdasarkan data yang otentik saja, tapi nonfiksi kreatif berdasarkan data yang otentik yang dikembangkan secara imajinatif dan hampir menyerupai fiksi, hanya berbeda datanya saja.
Nonfiksi kreatif mempunyai beberapa bentuk, yaitu yang sering digunakan dan yang tidak sering digunakan. Yang sering digunakan adalah esai, sketsa tokoh, sejarah singkat, memoar, buku nonfiksi. Yang jarang digunakan adalah artikel junalistik, artikel ilmiah, buku referensi, biografi, dan surat pembaca.
Dalam tehnik penulisan nonfiksi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu latar yang meliputi tempat, waktu, dan suasana. Kemudian penokohan atau karakterisasi, hal ini penting agar karakter-karakter yang dimainkan dalam tokoh cerita bisa dipercaya. Lalu dialog dan dramatisasi agar dalam cerita dari awal hingga akhir benar-benar nyata. Yang terakhir adalah menghidupkan karya nonfiksi kreatif yang berdasarkan atas imajinatif kita dalam membuat nonfiksi tersebut agar terlihat nyata.
Jadi, setelah membaca makalah ini, kami mengharapkan agar pembaca mengenal karya sastra
BAB I
PENDAHULUAN
1.Tujuan
Makalah bahasa Indonesia ini disusun guna memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII semester satu.
2. Latar belakang
Dewasa ini bangsa Indonesia sedang mengalami pembangunan. Sudah sepantasnya pembangunan itu dilaksanakan bukan hanya dalam bidang politik, keamanan, ataupun budaya, namun perlu lebih lagi ditingkatkan dalam bidang sastra. Sebagai contohnya kami telah mengamati dari berbagai dialek – dialek sastra yang semakin meningkat pada masa ini, namun banyak pelajar –pelajar Indonesia yang kurang mengerti tentang pentingnya bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari - hari, lebih lagi perlunya memahami tentang karya sastra, pengetahuan tentang karya sastra
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Karya Sastra
1. Karya Sastra adalah suatu karya yang dituangkan lewat tulisan yang berisikan suatu masalah.
2. Fiksi adalah suatu karya sastra yang dibuat berdasarkan imajinasi semata dan tidak berdasarkan data yang otentik.
2.2 Spesialisai Pengertian Non Fiksi (kreatif)
Nonfiksi adalah karya sastra yang dibuat berdasarkan data – data yang otentik saja, tapi bisa juga data itu dikembangkan menurut imajinasi penulis.
Nonfiksi dibagi menjadi 2 :
• Nonfiksi Murni : adalah buku yang berisi pengembangan berdasarkan data – data yang otentik
• Nonfiksi Kreatif : berawal dari data yang otentik kemudian pengembangannya berdasarkan imajinasiyang pada umumnya dalam bentuk novel, puisi, prosa
Menurut tingkat pemakaian, nonfiksi kreatif dibagi menjadi 2 sub pokok :
A. Nonfiksi kreatif yang sering dipakai
B. Nonfiksi kreatif yang jarang dipaki

2.2.1 Macam Nonfiksi Kreatif Yang Sering Dipakai:
a) Esai
Anda mungkin masih ingat tipe esai yang pernah di bicarakan dalam kelas bahasa di sekolah.Tapi,hanya cenderung di ajarkan sebagai bentuk yang singkat saja.Namun esai bias menjadi bentuk tulisan non-fiksi yang luar biasa kreatif.Jika kita lihat di Koran,atau majalah ,kita akan menemukan esai dalam tulisan-tulisan opini para pakar,kolom para budayawan dan editorial(tajuk rencana) yang di tulis redaksi media bersangkutan.Pada intinya struktur esai terdiri dari:
1.Pengantar/Pengenalan(5% dari total esai)
Biasanya 1-2 paragraf yang berisikan satu atau lebih hal-hal berikut ini:definisi masalah,pembatasan asumsi,istilah-istilah teknis yang kita gunakan dan tukuan penulisan,yang bias menjelaskan secara seksama sebual dalil yang kita ungkapkan.
2.Pembahasan/Argumentasi (85%-90% dari total esai)
Bagian utama dari sebuah esai yang di tunjukan untuk mengungkapkan bukti-bukti dalam bentuk:
a) Logika penalaran pribadi
b) Teori-teori yang ada,atau
c) Secara empiris melalui penelitian,yang relevan dengan masalah yang kita bahas.Dalam bagian ini kita memerlukan contoh-contoh,logika,tori,hasil penelitian yang masuk akal dan relevan dengan pernyataan-pernyataan yang tegas.
Lebih baik lagi seandainya kita menyisipkan teknik devil’s advocate atau kontra argumentasi dalam setiap pernyataan-pernyataan yang kita buat sehingga esai kita menjadi sulit untuk diserang.
3.Penutup/Kesimpulan(5-10% dari total esai)
Panjangnya penutup atau kesimpulan tergantung dari bagaimana kita menjawabpertanyaan-pertanyaan yang kita ungkapkan dalam bagian definisi masalah pada bagian pembukaan.Jawaban-jawaban ini sebenarnya berkaitan dengan bukti – bukti yang kita bahas pada bagian argumentasi/pembahasan yang masih dalam kerangka tujuan penulisan. Lebih baik lagi, kalau ada penekanan terhadap argumentasi yang paling dikuasai pada bagian pembahasan.
Bahkan esai kreatif pun memakai bentuk dasar semacam ini. Pertama, biarkan pembaca mengetahui topiknya, kemudian jelaskan intinya (sedikit) dan mengapa itu penting.
Satu cara yang lebih memperkaya pendekatan anda adalah dengan menggabungkan berbagai jenis isi yang berbeda secara bersamaan. Anda bias menulis esai tentang pelangi di senja hari, misalnya, yang mengkombinasikan sains, mitos, dan pengalaman pribadi.
b) Sketsa tokoh
Karena umumnya sangat pendek, seringkali sketsa tokoh terfokus hanya pada satu aspek dari tokoh bersangkutan. Misalnya : Ayahku sebagai pahlawan, tetanggaku si pemalas, atau Eros Djarot sebagai politisi (meski dia juga sutradara dan penggubah lagu)
Tidak semua detil tentang Eros Djarot perlu ditampilkan dalam sketsa. Detil – detil perlu dipilih, diambil hanya yang relevan saja dengan tema dia sebagai politisi. Kapan dan kenapa dia tertarik pada politik, misalnya. Atau kenapa dia memilih mendirikan Partai Nasional Bung Karno, bukan detil tentang penyakitnya pada masa kanak – kanak.
Penulisan sketsa tokoh sangat ketat, sangat singkat. Ukurannya yang pendek tidak memberi ruang untuk kata – kata yang mubazir. Menulis sketsa tokoh adalah seperti menulis cerita pendek mini. Bentuk penulisan ini memaksa penulis agar lebih fokus. Dibutuhkan disiplin ketat, tapi sketsa tokoh juga bisa bahan bacaan yang sangat menyenangkan dan menghibur.
o Sejarah singkat
Sejarah singkat sebenarnya lebih merupakan topik atau tema ketimbang bentuk. Struktur penulisan sejarah singkat umumnya sama dengan penulisan esai. Karya nonfiksi kreatif ini menampilkan sejarah dari obyek, tempat atau peristiwa yang khas. Bahkan tempat yang sangat khas ( spesifik ), misalnya sebuah kamar dalam bangunan besar.
Seperti sketsa tokoh, detil – detil dalam sejarah singkat harus dipilih dan diambil hanya yang relevan saja. Banyak koran lokal biasa memuat artikel tentang sejarah lokal yang ditulis ringkas dan ketat. Misalnya : Kota Tua Jakarta, Riwayat Taman Surapati, atau Kamar Nyai Roro Kidul di Samudera Beach Hotel.
o Memoar
Memoar adalah catatan fakta - fakta sederhana tentang masa lalu si penulis. Memoar Bung Hatta adalah salah satu contohnya. Memoar merupakan salah satu jenis nonfiksi, namun umumnya tidak ditulis secara imajinatif.
Jika melibatkan teknik kreatif, misalnya dengan mengambil elemen fiksi atau puisi, serta teknik penuturan cerita rakyat ( Tolklore) memoar bisa dimasukkan dalam kerajaan karya nonfiksi kreatif.
Memoar seringkali bisa sepanjang sebuah buku. Terutama ketika merekam seluruh hidup penulisnya. Namun,umumnya merupakan cukilan pendek dari penulis penulis, hanya kurun tertentu atau aktivisme tertentu dalam hidupnya.
Memoar bahkan bisa hanya berbahan kumpulan buku atau catatan harian tentang peristiwa tertentu atau catatan perjalanan ke tempat tertentu yang ditulis dengan gaya aku ( orang pertama ).
o Buku Nonfiksi
Ada beberapa buku nonfiksi yang terfokus pada topik spesifik , seperti kisah perjalanan keliling Jawa dengan sepeda, misalnya. Atau cerita mengubah peternakan atau menjadi kebun yang indah. Buku dengan tema seperti itu, sama halnya memoar, bisa menjadi nonfiksi kreatif, bisa juga bukan, tapi potensi ke arah kreatif sangat besar. Umumnya, semakin kreatif suatu buku nonfiksi, semakin menarik dibaca.
Tema buku nonfiksi kreatif bisa apa saja, meski cenderung untuk fokus pada tema spesifik, seperti suatu tempat, atau tentang binatang tertentu.
2.2.2 Nonfiksi Kreatif Yang Jarang Dipaki
o Artikel Jurnalistik
Membaca artikel di surat kabar (kecuali dalam rubrik seperti seni atau kehidupan). Anda akan menemukan kesamaan informasi disusun secara hati-hati dalam struktur sedemikian sehingga pembaca mendapatkan fakta-fakta utama sesaat setelah membaca: yakni tentang siapa, apa, kapan, dan dimana; biasanya pada kalimat pertama. Setelah itu, artikel jurnalistik meluas secara bertahap, menambahkan unsur-unsur mengapa dan sesuatu terjadi. Ini dilakukan sedemikian rupa sehingga seberapa banyak pun dipotong agar muat dalam ruang koran, artikel tersebut akan tetap memuat informasi yang penting.
Tentu saja ada beberapa jenis jurnalisme disamping berita koran. Cerita feature dan artikel majalah cenderung tidak tersrtruktur secara kaku, dan memberikan ruang bagi kreativitas. Artinya dan tumpang-tindih antara jurnalisme dan ninfiksi kretif, dan batasan itu tergantung pada pendapat Anda.
o Artikel Ilmiah
Seperti artikel jurnalistik, artikel ilmiah disusun untuk secara efektif menyajikan informasi. Mirip seperti esai, artikel ilmiah umumnya dibuka dengan ringkasan tentang apa yang hendak disampaikan, kemudian menyertakan bukti dan argumentasi atau informasi yang mendukung, yang diakhiri dengan ringkasan dan kesimpulan.
Artikel ilmiah biasanya ditemukan dalam jurnal ilmiah, yang dipublikasikan untuk kalangan terbatas maupun masyarakat umum. Contohnya, Medika, jurnal kedokteran di Indonesia. Jurnal seperti ini umumnya diterbitkan oleh asosiasi ilmuwan dan profesi.
Karena artikel-artikelnya ditujukan untuk pembaca dari kalangan terbatas dan ditujukan untuk menyampaikan informasi secara spesifik, hanya ada sedikit ruang untuk kreativitas (meskipun masih memberikan kesempatan untuk tulisan yang baik). Seperti halnya artikel koran dan breaking news, artikel ilmiah yang kreatif hanya digunakan untuk mengkomunikasikanisi artikel.
o Buku Referensi
Buku-buku referensi muncul dalam berbagai bentuk, dari kamus hingga studi bidang-bidang tertentu. Beberapa buku referensi hanya menyediakan sedikit ruang untuk kreativitas ketimbang buku-buku lain. Buku-buku referensi sejati seperti kamus, thesaurus, ensiklopedi, dan sejenisnya memiliki masalah komunikasi yang sama seperti karya sastra jurnalistik atau ilmiah:informasi harus jernih dan klreativitas dikhawatirkan mengaburkan kejelasan informasi singkat dengan cara yang sudah baku; tidak banyak ruang untuk nonfiksi kreatif di sana (meskipun bisa saja seseorang meminjam format kamus dan bermain-main dangan cara menyajikan informasi secara menarik).
Buku tentang Asal Muasal Pohon Durian, misalnya, bisa di anggap buku referensi namun sekaligus disajikan dengan cara kreatif. Buku ini bisa menyajikan berbagai jenis informasi yang berbeda. Seperti halnya buku referensi, tapi tidak disajikan dengan cara yang biasa dipakai buku referensi yang biasa memudahkan pembaca mencari bagian spesifik. Buku ini bisa memadukan kekayan informasi dan cara penyajian yang menarik, bahkan untuk pembaca yang tidak memiliki antusiasme tentang pohon durian.
o Biografi
Biografi adalah karya tulis tentang kehidupan orang lain ( bukan kehidupan Anda sendiri, yang dikenal sebagai otobiografi ). Umumnya biografi berisi kisah tentang orang terkenal, bintang film, tokoh sejarah penting, ilmuwan yang mengubah dunia, dan sebagainya.
Otobiografi lebih gampang dibuat dalam bentuk nonfiksi kreatif dibandingkan biografi. Biografi mengandung keterbatasan karena ketersediaan materi, dan bukan karena bentuknya.
Dalam biografi, mungkin – mungkin saja penulis menciptakan adegan dan dialog, itu artinya penulis menulis novel biografi. Sebuah novel biografi sebenarnya sebuah fiksi yang berdasarkan materi nonfiksi, bukan sebuah karya nonfiksi yang menggunakan tehnik penulisan fiksi.
o Surat pembaca
Surat pembaca di koran atau di majalah adalah bentuk tulisan yang jarang digunakan penulis. Mengambil bentuk surat dan memadukan objek nonfiksi didalamnya mungkin kedengaran terlalu artifisial dan terlalu menarik perhatian. Ada beberapa surat yang bisa diklasifikasikan ke dalam kelas nonfiksi kreatif. Tulisan itu sangat memikat dan menarik, sehingga kita tidak sadar kalu sebenarnya kita membaca sebuah surat yang dimaksudkan untuk dimuat di kolom surat pembaca koran. Meski semua bentuk di atas kecil kemungkinan bisa dimainkan sebagai karya nonfiksi kreatif, bukan berarti Anda tidak boleh membacanya. Inti dari nonfiksi kreatif adalah kreativitas menggunakan bentuk dan isi. Menulis artikel jurnalistik, artikel ilmiah atau buku referensi dalam bentuk nonfiksi kreatif memang sangat sulit, dan mungkin tidak pas untuk tujuan format tersebut. Di sisi lain, biografi dan surat lebih memungkinkan untuk ditulis dalam bentuk nonfiksi kreatif.
2.3 Tehnik Penulisan Nonfiksi Kreatif
Kunci kreatifitas nonfiksi terletak pada kreatifas tulisan itu sendiri, yakni penggunaan elemen – elemen dalam cerpen dan novel secara imajinatif untuk menghidupkan tema – tema nonfiksi.
Tehnik sama yang memberi energi untuk cerpen atau novel bisa digunakan untuk memperkaya tulisan nonfiksi. Bayangkan menggunakan latar ( setting ) dalam karya nonfiksi dengan cara yang sama dalam karya fiksi.
Pada bagian ini, kita akan melihat latar, penokohan, dialog dan dramatisasi, dan plot. Kita juga akan mengulas secara singkat tehnik – tehnik lain.
• Latar ( setting )
Dalam fiksi, kita cenderung berfikir bahwa latar hanyalah sekedar ruang dan waktu tempat cerita berlangsung. Kejadian harus berlangsung di suatu tempat dan dalam kurun waktu tertentu ( hari, musim, tahun ). Tapi, latar sebenarnya bisa lebih dari sekadar dimana dan kapan cerita berlangsung.
Latar bisa memperkaya suasana dan atmosfer cerita, yang akan mempengaruhi apa yang diserap pembaca. Latar bisa bersifat simbolik. Misalnya cerita tentang perjalanan seorang tokoh di tengah gurun pasir mencari oasis, bisa disimbolkan sebagai perjalanan dari neraka ke surga. Latar juga mencerminkan perjalanan emosional tokoh. Latar pun bertindak sebagai sebuah karakter, mempengaruhi pilihan karakter – karakter lain, dan mempengaruhi plot.
Tulisan nonfiksi bisa memiliki satu latar atau mungkin beberapa latar ( multi setting ). Cara menggunakan latar harus selaras dengan cara menciptakan mood tertentu yang diinginkan. Membaca lebih banyak novel dan cerpen akan memberikan sumber inspirasi yang kaya untuk digunakan dalam tulisan nonfiksi.
• Penokohan ( karakterisasi )
Salah satu unsur terpenting dari karya fiksi yang bagus adalah pengembangan karakter, dan hal yang sama juga bisa diterapkan dalam nonfiksi. Agar karakter – karakter bisa dipercaya, penulis menggunakan sejumlah metode karakterisasi. Penulis mungkin secara langsung mengatakan : John memiliki perangai buruk. Atau penulis mungkin menggunakan tokoh lain untuk mengatakan watak seorang tokoh lain ( saling memberi tahu satu sama lain ) : Hati – hati dengan John, ujar Sam. Dia memiliki perangai buruk.
Terutama dalam nonfiksi, cara paling efektif dan dipercaya untuk mengembangkan sebuah karakter adalah dengan memperlihatkan tindakan-tindakan si tokoh dan mengutip ucapannya. Baik dalam karya fiksi maupun nonfiksi yang bagus, penulis akan menggunakan semua tehnik. Tapi menggunakan tehnik memperlihatkan adalah yang paling penting dan efektif. To show, not to tell. Dan ini paling penting terutama dalam tulisan nonfiksi.
Cara mengungkap tokoh cerita dan karakter-karakter tergantung pada fokus tulisan penulis ( sama halnya dengan latar tadi ). Menggunakan contoh polusi, jika ingin menunjukkan dampak limbah industri, Anda bisa menunjukkan pemilik pabrik pulp sebagai orang yang tidak peduli lingkungan. Padahal bisa saja si pemilik pabrik pulp sebenarnya ayah yang penuh kasih dan lembut pada anak – anaknya dan juga suami yang romantis pada istrinya. Tapi Anda harus mempertimbangkan pengaruh apa yang ditimbulkan detail ini pada tulisan yang Anda buat.
• Dialog dan Dramatisasi
Memasukkan sebuah percakapan yang utuh antara dua atau lebih orang ( dengan memotong bagian yang membosankan tentunya ) memperlihatkan bagaimana mereka berinteraksi. Memberikan pada pembaca keduanya tentang apa yang dikatakan tokoh dan apa yang membuat si tokoh mengatakannya atau apa yang orang lain katakan untuk menjawabnya. Juga akan memberikan pandangan yang lebih luas tentang orang – orang yang terlibat. Dialog yang kontekstual kelihatan lebih riil pada pembaca daripada potongan kalimat yang terpisah ( meskipun bagian ini juga memiliki kegunaan sendiri ).
Setiap penggalan dialog atau tindakan perlu dipilih dan ditekankan ( artinya didramatisi ). Tidak semuanya harus dikatakan atau dilakukan dengan cara yang sama pentingnya. Gunakan dramatisasi hanya untuk percakapan yang paling signifikan dan buatlah percakapan itu benar – benar memikat sehingga terus lekat di benak pembaca.
• Plot
Setiap cerita adalah kejadian yang bergerak, dan plot adalah kejadian yang sengaja diciptakan penulis. Kilas balik atau flashback ( atau bahkan kejadian di masa depan ) dapat digunakan sama efektifnya dalam karya fiksi maupun nonfiksi.
2.3.1.2 Teknik – Teknik Fiksi Lainnya
Elemen – elemen fiksi di atas adalah bagian yang paling berguna untuk nonfiksi kreatif. Tetapi sebenarnya setiap teknik fiksi bisa saja digunakan untuk nonfiksi.
 Sudut Pandang
Untuk sudut pandang, bila yang diceritakan adalah mengenai penulis (aku) maka sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama. Namun bila yang digunakan adalah orang lain (dia) maka sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ke-2.
 Tone (nada cerita)
Tone atau nada cerita adalah alat lainnya yang berguna. Haruskah Anda menulis dengan nada suara Anda sendiri? Jika anda menulis sesuatu yang bernuansa akademik. Nada suara yang kedengarannya seperti seorang profesor mungkin akan lebih berhasil atau mungkin jika anda menginginkan nada suara yang intim. Suara rahasia, untuk sebuah tulisan rahasia,atau nada suara yang berjarak, obyektif untuk tulisan tentang hukuman mati, pertimbangkan bagaimana dua kemungkinan ini akan mempengaruhi nuansa tulisan anda
Sekali lagi, galilah elemen dan teknik – teknik fiksi yang anda pikir bisa berguna untuk tulisan nonfiksi struktur, jenis prosa, bahasa, metafora, dan semua hal yang bisa digunakan untuk tulisan nonfiksi kreatif.
Menghidupkan Karya Nonfiksi Anda
Seperti halnya bisa menghidupkan tokoh, latar, dan kejadian, Anda juga bisa menghidupkan subyek orang, tempat, obyek, atau apapun itu dalam nonfiksi kreatif. Pinjamlah tehnik fiksi secara imajinatif untuk menulis nonfiksi. Bacalah lebih banyak novel dan cerpen, amati penggunaan elemen-elemen yang ada di situ, dan jika Anda menilainya berhasil, cobalah menggunakannya lain kali saat Anda menulis nonfiksi. Teruslah kreatif dan imajinatif.
BAB III
PENUTUP
Karya sastra dibagi menjadi 2, yaitu : fiksi dan nonfiksi. Nonfiksi juga dibagi dua yaitu nonfiksi murni dan nonfiksi kreatif. Nonfiksi murni berdasarkan data otentik saja, tetapi nonfiksi kreatif berdasarkan data otentik yang dikembangkan secara imajinatif.
Bentuk nonfiksi kreatif mempunyai beberapa bentuk yang sering digunakan, yaitu: esai, sketsa tokoh, sejarah singkat, memoar, buku nonfiksi. Dalam kita membuat esai kita harus memenuhi urutan yaitu: pengantar, tubuh, dan kesimpulan. Sedangkan bentuk yang jarang dipakai tapi bukan berarti tidak perlu dibaca yaitu: artikel, jurnalis, artikel ilmiah, buku-buku referensi, biografi, dan surat. Bentuk itu jarang digunakan dalam nonfiksi kreatif karena untuk pengembangan kreatifitas didalamnya sangat terbatas, sehingga bentuk kreatifitasnya sangat sedikit.
Tehnik penulisan nonfiksi kreatif berkesan nyata di kehidupan kita, yang pertama adalah kita memperhatikan latar yang meliputi tempat, waktu, beserta suasananya. Kemudian penokohan atau karakterisasi, hal ini penting agar karakter-karakter yang dimainkan dalam tokoh cerita bisa dipercaya. Lalu dialog dan dramatisasi agar dalam cerita berkesan real. Kemudian plot agar dapat memperhatikan jalannya cerita dari awal hingga akhir supaya cerita itu benar – benar riil. Yang terakhir adalah menghidupkan karya nonfiksi kreatif yang berdasarkan atas imajinatif kita dalam membuat nonfiksi tersebut agar terlihat nyata.
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipwdia-indonesia.org
www.penaindonesia.com
www.google.co.id
Rustamaji,Drs,2007,Buku Paduan Belajar Bahasa Indonesia,Penerbit Primagama.

1 komentar:

nita_imut mengatakan...

selamat malam..
saya mahasiswa yang mendapatkan tugas. Yang ingin saya tanyakan apakah non satra dan non fiksiitu sama? Apabila berbeda apa perbedaannya? terimakasih.
saya tunggu balasannya sekarang di email saya:ruhyati_nita@yahoo.co.id
terima kasih

Posting Komentar